Secara umum, telur ayam yang dijual di pasaran disebut telur konsumsi. Tapi ada juga telur infertil yang kontroversi. Kok bisa?
Di pasar terkadang ada telur ayam yang dijual dengan harga sangat murah. Telur yang harganya di bawah pasaran ini dikenal dengan sebutan telur infertil atau telur HE.
Pemerintah secara tegas melarang peredaran telur ayam infertil tapi kenyataannya telur ini masih banyak beredar di pasaran. Telur infertil pun menuai kontroversi karena masih banyak orang yang mengonsumsi jenis telur ini.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan soal telur infertil yang tengah jadi perbincangan.
1. Jenis Telur di Pasaran
Ada dua telur yang kita kenal, yakni telur konsumsi dan telur tetas. Telur konsumsi adalah telur yang paling banyak ditemui di pasaran.
Telur ini dihasilkan oleh ayam ras petelur dan dihasilkan tanpa dibuahi ayam jantan. Jadi otomatis tidak mengandung bakal embrio.
Sementara jenis telur tetas dihasilkan oleh perusahaan pembibitan ayam (breeder). Ayam yang menetas dari telur ini dihasilkan dengan melakukan pembibitan berupa pemeliharaan induk betina dan jantan dalam rasio tertentu dalam satu kandang.
Dalam proses penetasan ini akan dilakukan langkah candling atau peneropongan. Jika embrio telur terlihat maka prosesnya akan dilanjutkan namun jika telur tidak mengandung embrio maka akan dipisahkan. Telur inilah yang disebut telur infertil.
2. Mengenal Telur Infertil
Ribuan telur tetas akan diproses salam mesin pengeraman. Telur didiamkan selama 18 hari dengan suhu hangat yang sudah disesuaikan. Setelah masa 18 hari, telur akan disortir lagi.
Telur yang memiliki embrio (fertil) akan lanjut ke tahap berikutnya. Sementara telur yang tanpa embrio (infertil) akan disisihkan. Telur ini seharusnya dibuang tapi ternyata ada saja oknum yang membutuhkan telur ini untuk dijual kembali dengan harga sangat murah.
Telur infertil ini biasa dijual dalam bentuk mentah maupun matang. Untuk menyiasati, penjual akan mengolah telur ini sehingga tampak sama dengan telur segar pada umumnya.
3. Telur Infertil Dilarang Dijual
Pemerintah lewat Kementerian Pertanian (Kementan) melarang peredaran dan penjualan telur infertil. Tapi di lapangan masih banyak orang yang memperjualbelikan telur infertil.
Larangan menjual telur HE diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
Pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi. Kebanyakan konsumen yang membeli telur infertil adalah karena alasan harga yang jauh dibawah harga telur normal.
4. Dijual Sangat Murah
Karena berasal dari telur yang tak terpakai atau produk buangan breeding, harga telur infertil ini sangat murah. Harganya hanya berada di kisaran Rp 4.000 – Rp 7.000/kg, jauh di bawah harga telur ayam ras yang umumnya dijual di pasar di atas Rp 20.000/kg.
Selain itu, berbeda dengan telur ayam ras yang bisa bertahan selama sebulan di luar ruangan, telur infertil lebih cepat membusuk karena berasal dari telur yang dibuahi oleh ayam pejantan. Terlebih lagi telur ini sudah melewati proses di mesin tetas.
Telur infertil hanya bisa bertahan seminggu dalam suhu ruang. Lebih dari itu maka telur akan segera membusuk.
5. Apakah Aman Dikonsumsi?
Telur ayam infertil bukanlah telur konsumsi namun telur ini masih bisa dimakan selagi belum membusuk. Meskipun demikian, telur ini mengandung nutrisi yang jauh di bawah telur segar.
Setelah dimasak, telur infertil akan memiliki tekstur yang kenyal, rasa hambar serta bagian kuning telur sudah pudar. Jika kualitasnya menurun, tentu saja telur tidak bisa lagi dikonsumsi.
Ada cara mudah membedakan telur infertil dengan telur segar. Lapisan kulit telur infertil terlihat lebih putih pucat dan berbobot lebih ringan. Soal ukuran, telur ini memiliki ukuran yang sama.
Sumber: detik.com
Di pasar terkadang ada telur ayam yang dijual dengan harga sangat murah. Telur yang harganya di bawah pasaran ini dikenal dengan sebutan telur infertil atau telur HE.
Pemerintah secara tegas melarang peredaran telur ayam infertil tapi kenyataannya telur ini masih banyak beredar di pasaran. Telur infertil pun menuai kontroversi karena masih banyak orang yang mengonsumsi jenis telur ini.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan soal telur infertil yang tengah jadi perbincangan.
1. Jenis Telur di Pasaran
Ada dua telur yang kita kenal, yakni telur konsumsi dan telur tetas. Telur konsumsi adalah telur yang paling banyak ditemui di pasaran.
Telur ini dihasilkan oleh ayam ras petelur dan dihasilkan tanpa dibuahi ayam jantan. Jadi otomatis tidak mengandung bakal embrio.
Sementara jenis telur tetas dihasilkan oleh perusahaan pembibitan ayam (breeder). Ayam yang menetas dari telur ini dihasilkan dengan melakukan pembibitan berupa pemeliharaan induk betina dan jantan dalam rasio tertentu dalam satu kandang.
Dalam proses penetasan ini akan dilakukan langkah candling atau peneropongan. Jika embrio telur terlihat maka prosesnya akan dilanjutkan namun jika telur tidak mengandung embrio maka akan dipisahkan. Telur inilah yang disebut telur infertil.
2. Mengenal Telur Infertil
Ribuan telur tetas akan diproses salam mesin pengeraman. Telur didiamkan selama 18 hari dengan suhu hangat yang sudah disesuaikan. Setelah masa 18 hari, telur akan disortir lagi.
Telur yang memiliki embrio (fertil) akan lanjut ke tahap berikutnya. Sementara telur yang tanpa embrio (infertil) akan disisihkan. Telur ini seharusnya dibuang tapi ternyata ada saja oknum yang membutuhkan telur ini untuk dijual kembali dengan harga sangat murah.
Telur infertil ini biasa dijual dalam bentuk mentah maupun matang. Untuk menyiasati, penjual akan mengolah telur ini sehingga tampak sama dengan telur segar pada umumnya.
3. Telur Infertil Dilarang Dijual
Pemerintah lewat Kementerian Pertanian (Kementan) melarang peredaran dan penjualan telur infertil. Tapi di lapangan masih banyak orang yang memperjualbelikan telur infertil.
Larangan menjual telur HE diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
Pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi. Kebanyakan konsumen yang membeli telur infertil adalah karena alasan harga yang jauh dibawah harga telur normal.
4. Dijual Sangat Murah
Karena berasal dari telur yang tak terpakai atau produk buangan breeding, harga telur infertil ini sangat murah. Harganya hanya berada di kisaran Rp 4.000 – Rp 7.000/kg, jauh di bawah harga telur ayam ras yang umumnya dijual di pasar di atas Rp 20.000/kg.
Selain itu, berbeda dengan telur ayam ras yang bisa bertahan selama sebulan di luar ruangan, telur infertil lebih cepat membusuk karena berasal dari telur yang dibuahi oleh ayam pejantan. Terlebih lagi telur ini sudah melewati proses di mesin tetas.
Telur infertil hanya bisa bertahan seminggu dalam suhu ruang. Lebih dari itu maka telur akan segera membusuk.
5. Apakah Aman Dikonsumsi?
Telur ayam infertil bukanlah telur konsumsi namun telur ini masih bisa dimakan selagi belum membusuk. Meskipun demikian, telur ini mengandung nutrisi yang jauh di bawah telur segar.
Setelah dimasak, telur infertil akan memiliki tekstur yang kenyal, rasa hambar serta bagian kuning telur sudah pudar. Jika kualitasnya menurun, tentu saja telur tidak bisa lagi dikonsumsi.
Ada cara mudah membedakan telur infertil dengan telur segar. Lapisan kulit telur infertil terlihat lebih putih pucat dan berbobot lebih ringan. Soal ukuran, telur ini memiliki ukuran yang sama.
Sumber: detik.com
Belum ada Komentar untuk "Kenali Telur Infertil, Dilarang Pemerintah Tapi Banyak Dijual di Pasar"
Posting Komentar